Dibalut dengan cinta: Makna kue kaleng sebagai simbol kebersamaan di hari Lebaran

Cimigo
Apr 23, 2025

Tradisi manis yang tetap jadi favorit di momen Lebaran

Walau Lebaran telah berlalu, kebiasaan konsumen dalam memilih kue kaleng menyimpan cerita menarik. Kue kaleng bukan hanya sekedar camilan, tapi simbol tradisi memberi dan berbagi yang terus hidup dan diwariskan dari generasi ke generasi. Tak heran jika kue kaleng telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi Lebaran di Indonesia.

Berdasarkan studi terbaru Cimigo, ditemukan bahwa sebanyak 80% konsumen membeli kue kaleng untuk Hari Lebaran.

Catatan: kue kaleng yang dimaksud adalah kue kering / biscuit bermerek yang biasanya dijual dengan isi yang banyak dan dalam wadah besar, baik dalam wadah kaleng / ember / toples.

Makna manis di balik pemberian kue kaleng

Dalam suasana Lebaran yang identik dengan silaturahmi dan saling memberi, kue kaleng hadir bukan hanya sebagai camilan, tetapi juga sebagai bentuk simbol hadiah yang hangat dan berkesan. Popularitasnya sebagai hadiah Lebaran bukan tanpa alasan, ada nilai rasa, kepraktisan, dan tradisi yang melekat di dalamnya.

Berikut ini alasan mengapa kue kaleng begitu diminati:

Cocok untuk hadiah: Sebanyak 69% responden menyebutkan kue kaleng ideal sebagai hampers Lebaran.

Praktis dan tahan lama: 68% konsumen mengapresiasi daya simpan yang panjang dan kepraktisannya.

Mudah ditemukan: 50% konsumen merasa kue kaleng tersedia secara luas di berbagai toko.

Disukai banyak orang: 50% konsumen percaya bahwa kue kaleng dapat dinikmati oleh semua anggota keluarga, sehingga menjadi pilihan yang aman untuk dibagikan.

Nilai tradisi yang kuat: Menariknya, 47% dari responden melihat kue kaleng sebagai bagian dari tradisi keluarga yang turun temurun, memperkuat posisinya sebagai simbol kebersamaan dan silaturahmi.

Alasan membeli kue kaleng


Cookies: Jenis favorit konsumen

Cookies menempati posisi puncak sebagai jenis kue kaleng paling diminati, dengan 74% responden menyatakan membelinya. Disusul oleh assorted / campur (57%), dan wafer (53%).

Jenis kue kaleng


Kenikmatan rasa, keragaman rasa dan merek menjadi faktor penentu dalam memilih kue kaleng

46% menyebutkan bahwa rasa manis yang ‘pas’ menjadi faktor penentu saat memutuskan untuk membeli kue kaleng. Selain itu, 36% konsumen lebih memilih kue kaleng dengan beragam varian rasa, serta 29% mempertimbangkan jumlah isi yang melimpah sebagai faktor penting saat membeli.

Selain rasa manis yang pas, rasa gurih yang pas (24%) juga diinginkan oleh konsumen. Sementara itu, harga yang terjangkau juga tetap menjadi hal yang penting, dengan 22% konsumen sangat mempertimbangkan harga saat melakukan pembelian.

Merek juga turut berperan dalam keputusan pembelian. Sekitar 21% konsumen menyatakan bahwa mereka cenderung memilih merek yang sudah terpercaya, sementara 19% lainnya memilih berdasarkan popularitas merek yang sudah dikenal luas. Hal ini mengindikasikan bahwa kepercayaan terhadap kualitas dan konsistensi produk menjadi modal penting bagi merek kue kaleng untuk tetap relevan di hati konsumen.


Tiramisu dan matcha: jenis rasa baru untuk inovasi kue kaleng

Seiring dengan perubahan selera dan gaya hidup, konsumen kini semakin terbuka terhadap inovasi rasa dalam produk kue kaleng. Tak hanya mencari rasa klasik yang familiar seperti cokelat atau vanilla, mereka juga tertarik pada varian rasa yang unik.

Varian rasa seperti tiramisu (30%) dan matcha (29%) menjadi dua rasa baru yang paling diinginkan oleh konsumen. Selain itu, rasa durian (12%), red velvet (9%), pistachio (9%), dan klepon (7%) juga menunjukkan potensi pasar tersendiri.

Temuan ini menunjukkan bahwa konsumen Indonesia semakin terbuka terhadap eksplorasi rasa baru. Ini merupakan peluang emas bagi produsen untuk menghadirkan inovasi produk yang sejalan dengan selera pasar yang terus berkembang.


Kue kaleng dan sirup: Paduan yang pas untuk Lebaran

Paket bundling yang paling menarik bagi konsumen adalah kue kaleng yang dipasangkan dengan sirup (64%), diikuti oleh teh, kopi, dan kurma sebagai pilihan pelengkap populer lainnya.

Hal ini membuka peluang bukan hanya bagi merek biskuit, tetapi juga bagi produsen lain untuk turut ambil bagian dalam tradisi berbagi saat Lebaran. Mulai dari minuman, camilan, hingga produk kebutuhan rumah tangga, kolaborasi lintas merek dapat menjadi strategi yang saling menguntungkan untuk meningkatkan visibilitas dan relevansi di momen spesial ini.


Kesimpulan: Kue kaleng, tradisi yang tetap relevan antar generasi

Studi dari Cimigo menunjukkan bahwa kue kaleng tetap menjadi elemen penting dalam perayaan Lebaran di Indonesia. Mayoritas memilih kue kaleng karena cocok dijadikan hadiah, praktis, disukai semua kalangan, serta nilai simbolik sebagai bagian dari tradisi.

Konsumen menunjukkan minat tinggi terhadap inovasi varian rasa, terutama tiramisu dan matcha. Selain itu, paket bundling dengan kue kaleng dengan sirup juga efektif dalam menarik perhatian mereka.

Temuan ini menunjukkan bahwa, kue kaleng tetap memiliki tempat istimewa di hati masyarakat, terutama di momen spesial seperti Lebaran. Produsen yang mampu menggabungkan nilai tradisional dengan inovasi modern berpeluang besar untuk terus relevan dan dicintai masyarakat.

Dibalut dengan cinta: Makna kue kaleng sebagai simbol kebersamaan di hari Lebaran

Apr 23, 2025

Tradisi manis yang tetap jadi favorit di momen Lebaran Walau Lebaran telah berlalu, kebiasaan

Lebih dari sekadar kecantikan: Wajah baru personal care di Indonesia

Jan 29, 2025

Industri personal care di Indonesia sedang mengalami transformasi. Konsumen kini semakin sadar dan

Kebangkitan film Indonesia: peluang dan tantangan

Dec 24, 2024

Musim liburan telah tiba, dan bagi banyak orang Indonesia, menonton film adalah pilihan utama